Rabu, 09 November 2011

KEWIRAUSAHAAN

KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan (Entrepreneurship) berasal dari bahasa Perancis : Perantara. Menurut etomologi bahasa atau yang biasa dikenal dengan asal usul kata, kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Sedangkan Usaha berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Dapat juga di artikan Wirausaha adalah seseorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya system ekonomi perusahaaan yang bebas. Karir kewirausahaan dapat mendukung kesejahteraan masyarakat, menghasilkan imbalan financial yang nyata

Untuk menetahui dan memahami tentang kewirausahaan berikut ini merupakan cri-ciri dari wirausaha, antara lain:

  1. Berpikir teliti, inovatif dan kreatif
  2. Berani mengambil resiko dan percaya pada diri sendiri
  3. Berorientasi ke depan
  4. Mengutamakan prestasi, tahan uji, tekun dan tidak mudah menyerah
  5. Jujur, bertanggung jawab dan teguh pendirian;
  6. Memiliki etos kerja tinggi dan tangguh menghadapi persaingan;
  7. Membiasakan diri bersikap positif dan selalu bersemangat dalam setiap pekerjaan;
  8. Mensyukuri diri, waktu dan lingkungan;
  9. Selalu berusaha meningkatkan keunggulan dan citra perusahaan;
  10. Selalu berupaya mencapai dan menghasilkan karya yang lebih baik untuk langganan, pemilik, pemasok, tenaga kerja, masyarakat, bangsa dan negara.

Setiap yang dilakun pasti ada keuntungannya, namun tidak mutlak hanya memperoleh keuntungannya saja. Di balik itu semua pasti ada kelemahan yang harus diterima. Adapun keuntungan dan kelemahan dari berwirausaha adalah berikut ini:

Keuntungan Berwirausaha

  • Peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki
  • Peluang untuk mendemonstrasikan potensi seseorang secara penuh
  • Peluan untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal.
  • Peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha konkrit.

Kelemahan Berwirausaha

  • Pendapatan tidak pasti dan beresiko
  • Bekerja keras dan waktu setiap jam kerja panjang
  • Kualitas hidup masih rendah sampai dengan usahanya berhasil.
  • Tanggung jawab sangat besar, banyak keputusan yang harus dibuat walau kurang mengetahui dan menguasai persoalan

Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.

Wirausaha adalah orang yang menjalankan usaha atau perusahaan dengan kemungkinan untung atau rugi. Oleh karena itu wirausaha perlu memiliki kesiapan mental, baik untuk menghadapi keadaan merugi maupun untung besar. Sehingga seorang wirausaha harus mempunyai karakteristik khusus yang melekat pada diri seorang wirausaha seperti percaya diri, mempunyai banyak minat, bisa bersepakat, mempunyai ambisi, berjiwa penjelajah, suka mencoba sesuatu, dll

Daftar ciri-ciri dan sifat-sifat profil seorang wirausahawan:

Percaya Diri.
Wataknya : Keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.

Berorientasikan tugas dan hasil.
Wataknya : Kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan emiliki inisiatif.

Pengambil Resiko.
Wataknya : Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka pada tantangan.

Kepemimpinan.
Wataknya : Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.

Keorisinilan.
Wataknya : Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.

Berorientasi ke masa depan.
Wataknya : Persepsi dan memiliki cara pandang/ cara pikir yang berorientasi pada masa depan.

Jujur dan tekun.
Wataknya : Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja

Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:
a. Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya.
Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya.
Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan.
Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut.
Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
b. Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komimten yang jelas, terarah dan bersifat progressif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan mengidentifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya.
Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, problem solving bagi masalah konsumen, dan sebagainya.
Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadap konsumen, akan memiliki nama baik (goodwill) di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang
diharapkan.
c. Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang terkadang dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks.
Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purna jual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan oleh
wirausahawan.
d. Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi.
Daya kreatifitas tersebut sebaiknya adalah dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar.
Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yang memberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
Namun, gagasan-gagasan yang baikpun, jika tidak diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, hanya akan menjadi sebuah mimpi.
Gagasan-gagasan yang jenius umumnya membutuhkan daya inovasi yang tinggi dari wirausahawan yang bersangkutan.
Kreativitas yang tinggi tetap membutuhkan sentuhan inovasi agar laku di pasar.
Inovasi yang dibutuhkan adalah kemampuan wirausahawan dalam menambahkan nilai guna/nilai manfaat terhadap suatu produk dan menjaga mutu produk dengan memperhatikan “market oriented” atau apa yang sedang laku dipasaran. Dengan bertambahnya nilai guna atau manfaat pada sebuah produk, maka meningkat pula daya jual produk tersebut di mata konsumen, karena adanya peningkatan nilai ekonomis bagi produk tersebut bagi konsumen.
e. Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalam mengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain.
Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan.
Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.
f. Realistis
Seseorang dikatakan Realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasionil dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/perbuatannya.
Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasionil dalam pengambilan keputusan bisnisnya.
Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.

Minggu, 20 Februari 2011

ETIKA PROFESI

Nama : Purnomo
NPM : 30408662
Kelas : 3 ID 03
1. Jelaskan alasan perlunya etika profesi dalam bidang keteknikan ! Apa yang akan terjadi bilamana profesi keteknikan tanpa etika?
# Jawaban:
Menurut De George profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.
Etika Profesi adalah suatu tindakan refleksi atau self control dalam pekerjaan yang dilakukan untuk kepentingan sosial atau sendiri dalam suatu bidang keahlain tertentu.
Etika profesi sangat penting dalam bidang keteknikan dikarenakan suatu profesi harus mempunyai tanggung jawab, keadilan, dan otonomi. Tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasil, serta terhadap dampak dari profesi tersebut untuk kehidupan orang lain. Keadilan disini menuntut suatu profesi memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya. Alasan perlunya etika profesi dalam bidang keteknikan adalah tentunya dalam bidang keteknikan diperlukannya etika profesi dimana etika profesi disini menjelaskan nilai universal guna untuk kesadaran pada saat kerja. Dalam bekerja tersebut dibutuhkannya rasa tanggung jawab, kejujuran dalam bekerja, dan sebagainya maka tentunya diperlukan etika. Dalam bekerja di bidang keteknikan tentu diperlukannya etika profesi, untuk melihat hasil kerja dari seorang pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Sebuah hasil kerja yang baik di ukur dari ketekunan pekerja dalam bekerja dan rasa tanggunga jawab dalam pekerjaannya, maka tentulah perlunya etika profesi dalam bidang keteknikan. Hal yang akan terjadi bilamana profesi keteknikan tanpa etika adalah tidak ada rasa sadar dan tanggung jawab dalam diri seorang pekerja untuk melakukan pekerjaannya. Bilamana profesi keteknikan tanpa etika, maka seorang pekerja tidak memiliki rasa sadar dan tanggung jawab atas pekerjaannya, dimana etika tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil pekerjaan yang akan diperoleh. Maka etika profesi dalam bidang keteknikan sangat diperlukan untuk mengetahui tuntutan pekerjaan atau rasa tanggung jawab saat bekerja, mampu bekerja sama dan mempunyai motivasi dalam bekerja. Maka etika sangatlah penting dalam bidang keteknikan guna untuk mencapai hasil kerja yang baik.

2. Beri contoh minimal tiga kasus pelanggaran etika profesi yang pernah terjadi di bidang profesi keteknikan ! Apa dampak yang ditimbulkan?
#Jawab:
(a) Tanggal 31 Agustus tahun 2010 telah diketahui bahwa, seorang kepala dinas PU “Lingga Iskandar Idris” dan “Nazaruddin” sebagai pelaksana proyek dari suatu proyek pembangunan Dermaga Rejai Lingga kepulauan Riau korupsi sebanyak Rp 302 juta. Dimana proyek berjalan tahun 2008, akan tetapi proyek tersebut tidak diselesaikan. Sehingga dampak yang ditimbulkan pada tanggal 31 mei 2009 dermaga tersebut ambruk sebelum dimanfaatkan oleh khalayak ramai. Kasus tersebut termasuk penyalahgunaan kontribusi (dana) balik, berupa pemotongan sebagian dana yang harus dikembalikan kepada pemilik proyek atau pemberi order.
(b) Tahun 2010, terdapat kasus penyimpangan dana proyek pembangunan perumahan bersubsidi Griya Lawu Asri (GLA) oleh Tony Haryono, suami Bupati Karanganyar Rina Iriani. Selain itu, dilakukan pemalsuan berkas proyek GLA. Dana tersebut bahkan digunakan untuk mencicil mobil Mercedes Tony Haryono. Kasus tersebut termasuk pemanfaatan konflik kepentingan, dimana telah terjadi penyimpangan atas jabatan seorang professional yang melanggar suatu batasan kewajaran dengan mementingan kepentingan pribadi. Dampak yang ditimbulkan dari kasus ini adalah proyek tersebut tidak berjalan atau berhenti secara mendadak.
(c) Tahun 1994, Terdapat kasus penandatanganan kontrak Proyek pembangkit listrik panas bumi (Karahabodas) yang tidak sah dikarenakan, kontrak tersebut ditandatangani oleh orang yang tidak berhak dalam hal tersebut. Dampak yang timbul dari kasus ini adalah proyek ini berjalan secara ilegal dan akan merugikan masyarakat luas.
3. Dalam sebuah laboratorium riset dengan 50 orang peneliti telah terjadi kebocoran yang menyebabkan terinfeksinya para pekerja oleh bakteri mematikan. Dalam waktu singkat telah jatuh 10 korban jiwa. Untuk menghambat penyebaran bakteri yang belum ditemukan obat penangkalnya, dilakukan isolasi terhadap fasilitas tersebut. Namun demikian, potensi ancaman kematian masih menghantui 100 ribu penduduk kota tersebut. Satu-satunya cara untuk menghentikan penyebaran penyakit tersebut adalah dengan membumihanguskan instalasi riset tersebut dengan bom, yang akan meluluhlantakkan fasilitas tersebut termasuk para peneliti di dalamnya.
Jelaskan bagaimana cara menyelesaikan dilemma moral tersebut menurut faham:
#Jawaban:
a. Kantianisme
Neo-Kantianisme adalah paham filosofis yang mengalir dari pemikiran Immanuel Kant. Aliran ini lahir sebagai tanggapan atas ketidakmampuan paham Idealisme yang berusaha menanggapi tantangan ilmu empiris dan positivisme dalam bidang agama. Dengan kata lain, argumen atau pemikiran mereka sulit untuk diterapkan dalam tataran praktis. Padahal di lain pihak, baik ilmu empiris dan positivisme menyatakan apa yang benar adalah apa yang dapat dibuktikan melalui dan dalam pengalaman. Agama memang berurusan dengan apa yang super-sensibilis, tapi sekaligus agama juga harus dapat memperlihatkannya dalam kehidupan konkret, praktis, dan aktual. Inilah yang kemudian hendak diusahakan oleh para filsuf Neo-Kantianisme. Akan tetapi, aliran ini tidak hendak menekankan peranan akal budi teoritis dan sintesenya dalam pemikiran religius, melainkan mencari interpretasi baru terhadap agama dalam hubungan dengan akal budi praktis, hidup moral dan kebangkitan zaman empiris.
Dalam kasusu diatas, menurut faham kantianisme laboratorium tersebut jangan dibumihanguskan melainkan mencari cara yang lebih baik menurut agama, akal budi sehingga tidak merugikan masyarakat maupun peneliti tersebut.
b. Utilitarianisme
Utilitarianisme berpegang pada kaidah dasar: bahwa sesuatu dikatakan baik atau benar, bukan karena sesuatu itu dinyatakan baik oleh Tuhan atau masyarakat; sesuatu dinyatakan baik kalau sesuatu yang dimaksud itu mempunyai nilai utility (nilai guna bagi kebaikan manusia). Kalangan utilitarian kemudian mendefinisikan apa yang dimaksud nilai guna (utility) itu. Secara umum biasanya mereka mengartikan utility dengan kebahagiaan (happiness). Jadi, menurut mereka, sesuatu dikatakan baik kalau sesuatu yang dimaksud itu mendatangkan kesenangan dan kebahagiaan bagi hidup manusia.
Dalam kasusu diatas, menurut faham utilitarianisme laboratorium tersebut harus dibumihanguskan karena akan mendatangkan kebahagian untuk masyarakat luas, walaupun banyak peneliti yang akan menjadi korban dalam hal ini.